Dalam dunia freelancer content writing, menulis cepat menjadi salah satu kebutuhan. Alasannya, banyak tawaran pekerjaan yang mensyaratkan kita menghasilkan puluhan tulisan per hari. Awal-awal menjadi content writer, hal ini terasa tidak masuk akal. Tetapi ternyata jika diterapkan dengan disiplin dan konsisten hal tersebut bisa dilakukan.
Tentu kebanyakan penulis konten menyarankan penggunaan ChatGPT untuk menulis cepat hingga puluhan konten perhari. Saya banyak menemukan pemilik blog yang menggunakan ChatGPT untuk mengisi konten di blognya dan diterima dalam periklanan adsense.
Puas dengan hal ini? Tapi bukan itu poin yang diinginkan dalam tulisan ini. Kita ingin menjadikan kebiasaan menulis sebagai sebuah keterampilan. Penggunaan AI seperti ChatGPT atau Quillbot untuk melakukan parafrase bisa saja dimanfaatkan, tetapi sebagai sebuah tools, fungsinya sebagai alat bantu.
ChatGPT juga bisa dimanfaatkan saat kita mengalami writers block. Misalnya meminta AI untuk membuat outline alternatif dan sebagainya. Intinya untuk menemukan hal-hal yang mungkin terlewat oleh kita sehingga bisa menjadi bahan tulisan.
Menulis cepat ditujukan untuk meningkatkan produktifitas. Bukan ingin mengorbankan kualitas. Lalu bagaimana cara menghasilkan puluhan tulisan perhari untuk kebutuhan content writing:
Daftar Isi
Berlatih Menulis
Untuk tahap awal kita tidak akan bisa langsung menulis puluhan tulisan dalam sehari. Di sinilah pentingnya latihan. Miliki sebuah blog dan update tulisan di blog tersebut mulai dari satu tulisan per minggu, lalu dua tulisan perhari, dan seterusnya. Targetnya kita naikkan setiap minggu.
Pada tahapan ini selain berlatih menulis secara cepat, kita juga akan berlatih membangun kebiasaan menulis. Mulailah menulis setiap hari di waktu yang sama. Pada akhirnya kita akan menemukan pola terbaik dalam menentukan waktu menulis.
Satu minggu pertama adalah waktu yang paling sulit. Terus konsisten menulis hingga kita merasa janggal jika tidak menulis dalam sehari.
Untuk tahap awal membangun kedisiplinan menulis Anda bisa baca tentang cara membangun kebiasaan menulis.
Atur Waktu Menulis
Miliki batasan waktu untuk menghasilkan satu tulisan. Misalnya untuk tahap awal, kita membatasi waktu 2 jam untuk tulisan sepanjang 500 kata. Lalu, perlahan mulai kurangi menjadi 1 jam, lalu 30 menit, dan seterusnya.
Semakin sering kita berlatih, kita akan menemukan ritme menulis kita sendiri. Jangan menghabiskan waktu untuk melakukan riset terlalu dalam. Pahami bahwa konten blog tidak sama dengan buku.
Selama tulisan tersebut telah menjawab pertanyaan penting tentang topik yang ditulis itu sudah cukup. Dalam penulisan konten, gunakan satu tulisan untuk satu tujuan spesifik. Misalnya, tulisan ini, hanya fokus cara agar bisa menulis cepat. Hal lain seperti bagaimana melatih kedisiplinan menulis saya bahas di tulisan lainnya.
Memiliki Backlog (Tabungan Ide)
Bagi penulis, ide merupakan hal yang paling penting. Ini seperti bahan baku yang harus dimiliki dalam produksi tulisan.
Ide bisa datang dari mana. Bisa dari proses riset konten, hingga saat scrolling media sosial. Setiap kali terdapat sebuah ide terlintas, segera catat ide tersebut.
Saat membuat tulisan ini, saya bahkan mendapatkan beberapa ide tulisan berikutnya yang masih relevan dengan tulisan yang sedang dibuat.
Saya sendiri mencatat setiap ide tersebut pada aplikasi notion. Aplikasi ini sangat memudahkan kita, karena bahkan kita bisa membuat target-target terhadap ide tersebut. Cara memanfaatkan Notion bagi penulis freelancer bisa Anda baca untuk tambahan referensi.
Buat Outline
Ini mungkin hal sepele yang sering dilupakan penulis. Outline yang saya maksudkan bukanlah outline yang sangat detail, tetapi hanya berupa gambaran kasar dari hal-hal yang sebaiknya di masukkan dalam tulisan.
Kita bisa menggunakan tools riset konten untuk mengambil kata kunci panjang (long tail keyword) atau mencari pertanyaan relevan terhadap ide yang akan dibuat.
Riset secara efektif
Riset memang faktor penting dalam penulisan. Tetapi menghabiskan waktu untuk melakukan riset mendalam, bisa membuat kita terjebak.
Kita tidak sedang membuat tulisan lengkap dan sempurna. Tetapi kita sedang membuat tulisan berkualitas. Kedua hal ini berbeda.
Penulisan artikel di blog sangat berbeda dengan penulisan artikel di media cetak. Perhatian pembaca sangat mudah teralihkan. Kita hanya perlu membuat tulisan yang sederhana dan menjawab langsung kebutuhan pembaca.
Buat Sub Heading
Outline yang kita buat sebelumnya bisa dimanfaatkan untuk menjadi sub heading atau anak judul dari tulisan yang akan kita buat. Semakin banyak sub heading yang bisa kita temukan, semakin banyak pula pembahasan yang bisa kita lakukan.
Sub heading juga membantu penulisan agar terarah dan tulis melebar ke mana-mana. Jika pembahasan sub judul terlalu panjang, biasanya pembahasan panjangnya menjadi bahan untuk tulisan berikutnya.
Dalam konteks SEO, Sub heading juga membantu mesin pencari untuk mengenali tulisan kita. Kata kunci tidak harus berada di sub heading, tetapi sub heading berisi hal yang relevan dengan kata kunci.
Pisahkan Antara Menulis dan Editing
Menulis dan mengedit adalah dua kegiatan terpisah. Sayangnya, sebagai penulis kita seringkali menulis sambil mengedit. Menulis satu kalimat, lalu berhenti. Berfikir dan mengedit kalimat tersebut. Demikian seterusnya, hingga kita tidak sadar telah menghabiskan banyak waktu untuk melakukan pekerjaan tersebut berulang-ulang.
Agar bisa menulis konten dengan cepat, pisahkan antara menulis dan mengedit. Sebaiknya selesaikan tulisan terlebih dahulu. Setelah jadi Anda bisa beristirahat sejenak. Lalu setelah itu barulah mengedit.
Alasan mengapa menulis dan mengedit harus dipisah karena kebutuhannya berbeda. Menulis membutuhkan kerja kreatif. Pada saat itu, otak kita bekerja keras untuk menghasilkan hal-hal baru. Biasanya akan bercampur aduk dan bertele-tele. Sedangkan Mengedit membutuhkan kerja yang presisi dan fokus.
Bahkan jika memungkinkan, kita bisa mengedit khusus keesokan harinya. Biasanya, semakin berjarak antara waktu menulis dan mengedit, semakin baik pula hasil editing.
Tentu saja lebih baik jika antara penulis dan editor dua orang yang berbeda. Tetapi jika tidak memungkinkan, kita bisa melakukan hal tersebut tadi.
Penutup
Tidak ada jalan pintas untuk menghasilkan tulisan dengan cepat. Semuanya membutuhkan latihan dan pembiasaan. Menggunakan AI seperti ChatGPT bisa saja dilakukan sebagai alat bantu, tetapi bukan menjadi yang utama dalam menghasilkan tulisan.
Faktor paling penting dari sebuah aktifitas menulis adalah kreatifitas menemukan cara pandang baru dari hal-hal yang sudah pernah ada.