Esai autobiografis merupakan salah satu jenis tulisan yang menggunakan cara pandang orang pertama tunggal yang menuliskan pelbagai hal yang pernah dialaminya dalam kehidupan. Dari perspektif ini, maka sebuah tulisan esai autobiografis haruslah berdasarkan pengalaman dan ingatan yang pernah dialami oleh penulisnya.
Esai autobiografis sebenarnya tidak hanya mengungkapkan mengenai siapa penulisnya, tetapi jauh dari itu tulisan esai autobiografis menyingkap sesuatu yang selama ini tidak begitu dipahami oleh orang lain selayaknya penulis yang mengalami pergulatan dengan pengalaman yang diceritakannya. Ini tentu akan memperkaya pengetahuan pembaca yang kebetulan tidak mengalami pergulatan yang dialami penulis.
Tulisan esai autobiografis seringkali dijadikan syarat untuk memperoleh beasiswa atau syarat masuk ke sebuah kampus. Selain itu, esai autobiografis juga menjadi salah satu jenis tulisan yang sering dilombakan. Kamu bisa melihat informasi lomba penulisan di bagian Lomba Menulis Update
Saya bahkan menjadikan kumpulan esai autobiografis saya mengenai kampung halaman menjadi bahan pembuatan buku. Buku tersebut saat ini bisa dibaca di iPusnas. Buku tersebut saya beri judul “Sungai Pangkajene yang Mengalir dalam Ingatanku“.
Ciri Esai Autobiografi
Menggunakan perspektif orang pertama tunggal
Tulisanmu haruslah selalu menggunakan perspektif “saya” dan bukan “kita” atau orang lain.
Dimulai dari kalimat yang menarik
Memperkenalkan siapa dirimu bisa dilakukan di tengah tulisan. Tidak harus memulai dari “Nama saya… dan saya adalah seorang…” Ini tentu tidak menarik bagi pembaca. Kamu bisa mulai dari satu peristiwa dan menggambarkan kejadian tersebut. Peristiwa ini bisa menjadi gagasan utama yang akan diceritakan dalam esai. Hindarilah membuka tulisan dengan hal yang terlalu umum.
Berbentuk naratif
Sebuah esai autobiografi pada dasarnya menceritakan sebuah kisah. Agar kisah tersebut menarik buatlah dengan alur yang tepat. Pastikan untuk tidak melewatkan hal yang membuat kisah tersebut menarik sekaligus juga ada nilai penting dari kisah tersebut.
Cara Menulis Esai Autobiografis
Tahap Prapenulisan
Dalam setiap aktifitas penulisan, sebelum masuk ke penulisan maka terlebih dahulu melalui proses perencanaan. Hal-hal yang seharusnya dilakukan sebelum mulai menulis esai autobiografis antara lain:
1. Tujuan penulisan
Sebelum mulai menulis pastikan terlebih dahulu tujuan kamu menulis esai autobiografis. Misalnya, menulis untuk syarat beasiswa, menulis untuk sayembara atau tujuan lainnya. Dengan mengetahui tujuan penulisan, kamu akan lebih mudah mengarahkan tulisan sesuai tujuan tersebut.
Jika kamu menulis untuk syarat beasiswa atau sayembara atau dikirimkan ke media yang memuat esai autobiografis pastikan kamu membaca syarat dan ketentuan yang telah mereka buat. Catat hal-hal yang harus dimuat dalam esai autobiografis.
2. Pembaca
Kamu sebaiknya juga bisa membayangkan pembaca dari tulisanmu. Apa yang mereka harapkan dari ceritamu. Setidaknya hal ini akan memudahkanmu menimbang pengalaman mana yang sebaiknya kamu ceritakan. Saya selalu beranggapan tidak ada tulisan yang baik atau buruk. Justru yang ada adalah tulisan yang tidak menemukan pembacanya.
Ini juga penting bagi kamu yang berniat menulis esai autobiografis untuk aplikasi beasiswa. Cari tahu hal-hal apa saja yang mungkin ingin mereka tahu dari esai autobiografismu.
3. Pilih kepingan yang akan kamu ceritakan
Tentu sepanjang usiamu ada banyak pengalaman dan cerita yang bisa kamu tuliskan. Sayangnya, esai dibatasi oleh kata dan tidak semua cerita tersebut ingin disimak oleh pembaca. Tugasmu berikutnya ialah menginventarisir kepengingan-kepingan pengalaman yang menurutmu menarik. Lalu, berdasarkan tujuan dan pembaca yang telah kamu identifikasi mulailah menyortir kepingan mana yang sebaiknya kamu pilih.
Tahapan Menulis
Setelah mengetahui kepingan mana yang ingin kamu ceritakan dalam esai autobiografismu, sekarang kamu bisa mulai menulis.
1. Membuat outline
Apakah membuat outline penting dilakukan? Ini tentu sangat bergantung dengan gaya menulismu. Kamu bisa membuat outline yang berisi hal-hal yang menurutmu sebaiknya dimasukkan.
2. Melakukan freewriting
Freewriting atau menulis bebas yaitu cara menulis yang fokus pada menyelesaikan tulisan terlebih dahulu. Kamu tidak perlu mengedit tulisan. Tulis apa saja yang ada dibenakmu dari hal yang ingin kamu ceritakan. Jangan membaca ulang tulisan hingga tulisan tersebut benar-benar selesai.
3. Rewriting
Setelah tulisan jadi maka tugas berikutnya barulah melalukan rewriting dari draft awal yang telah kamu buat pada freewriting sebelumnya. Periksa berulang-ulang mulai dari kesalahan huruf, kesalahan ejaan, kejelasan hingga aspek logikanya.