Digital marketing merupakan salah satu strategi kampanye yang banyak digunakan oleh politisi. Sayangnya, hanya sedikit politisi yang mau membangun citra dirinya di media sosial. Kebanyakan baru mengaktifkan media sosialnya hanya pada saat menjelang kampanye. Alhasil seringkali konten yang dibuat tidak mendulang banyak dukungan.
Ini tentu saja menjadi tantangan tersendiri bagi pembuat konten di media sosial untuk politisi. Idealnya, semakin banyak waktu yang disediakan untuk membangun citra diri dan kampanye di media sosial, semakin efektif proses kampanye terebut.
Hal ini terjadi karena untuk membuat strategi kampanye yang efektif, dibutuhkan pembuatan konten yang rutin, konsisten, dan terukur. Untuk itulah dibutuhkan kalender konten atau content calendar.
Content calendar dibuat untuk seluruh saluran yang akan digunakan seperti media, email, pesan Whatsapp, hingga website.
Daftar Isi
Sosial Media Untuk Kampanye Politik di Indonesia
Dalam banyak peristiwa politik di Indonesia, penggunaan sosial media untuk kampanye lebih banyak digunakan untuk pemilihan eksekutif seperti pemilihan presiden dan pemilihan kepala daerah.
Adapun untuk pemilihan legislatif, penggunaan media sosial lebih banyak diserahkan kepada partai politik. Sedangkan bagi politisi, pemanfaatan sosial media hanya dilakukan oleh beberapa pejabat di DPR RI, itupun terkesan tidak dimanfaatkan secara efektif.
Hal ini tercermin dari Laporan Gallery Iklan Meta tentang biaya iklan tentang isu sosial, pemilu dan politik. Di laporan tersebut kita bisa melihat partai politik seperti Golkar, PKS, PSI menjadi salah satu pengiklan yang mengeluarkan budget terbesar. Sedangkan untuk presiden ada nama Prabowo dan Ganjar.
Media sosial menjadi ruang kampanye yang sangat cocok digunakan untuk menjangkau anak muda. Dalam sebuah survei yang dilakukan Litbang Kompas tentang Tingkat konsumsi media sosial pendukung parpol, ditemukan bahwa semakin tua usia responden, semakin jarang responden tersebut menggunakan media sosial.
Mindset Kampanye di Media Sosial
Dalam beberapa kali kesempatan mengelola media sosial untuk tujuan politik. Cara politisi memandang peran media sosial dalam kampanye sangat penting dan menentukan keberhasilan kampanye di media sosial.
Berikut beberapa mindset yang harus ada diketahui politisi yang akan memaksimalkan media sosial untuk kampanye.
Bersifat dua arah
Salah satu kelebihan media sosial dibandingkan media konvensional adalah sifatnya yang dua arah. Sehingga seorang politisi yang ingin menjadikan media sosial sebagai ruang kampanye harus meninggalkan gaya lama di media cetak yang sifatnya satu arah.
Suka tidak suka, politisi yang berhasil meraup follower dalam jumlah besar di media sosialnya adalah politisi yang mau berinteraksi dengan penggembarnya. Baik itu berupa like komentar atau membalas komentar dengan gaya yang penuh keakraban dan humor.
Jadi walaupun media sosial dikelola oleh tim medsos, sentuhan “pribadi” dari politisi tersebut harus tetap dimasukkan.
Bentuk tim
Media sosial yang ditujukan untuk kampanye sebaiknya tidak dikendalikan oleh satu orang. Sangat tidak efektif jika tim media sosial dikerjakan oleh satu orang mulai dari riset, membuat konten, menulis, publish, hingga membuat laporan.
7 Kiat sukses kampanye di media sosial
Angela Crocker dalam buku The Content Planner mengungkapkan jika content planning tujuh tahapan yang berputar dalam rangka membuat konten. Ketujuh tahapan tersebut terdiri dari:
Tahap 1 – Jelaskan tujuan
Dalam konteks kampanye, maka kita bisa menjelaskan objektif yang ingin dicapai dalam kampanye di media sosial. Apakah kita ingin semakin banyak dikenali, semakin banyak yang berinteraksi, semakin banyak yang datang di acara kita, dan lain sebagainya. Hal tersebut harus dijelaskan dengan rinci dan spesifik.
Contoh:
Saya membuat konten karena ingin dikenali oleh audiens sebagai tokoh politik yang dekat dengan kaum muda. Saya akan melayani audiens muda dengan memberi mereka perspektif baru tentang pelayanan kepemudaan. Targetnya adalah list kontak grup WA berisi 50 anggota dalam waktu 2 bulan.
Tahap 2 – Kenali audiens
Kita harus mengenal siapa audiens yang dituju. Pengenalan tersebut meliputi demografi maupun aspek psikologis seperti minat dan kesukaan. Hal tersebut penting, agar konten yang kita buat relevan dengan audiens.
Untuk usia biasanya dibatasi usia 18-35 tahun. Dan untuk tempat tinggal sesuai dengan daerah pemilihan. Hal berikutnya adalah apa kesukaan dari audiens kita. Ini juga penting diinventarisir.
Tahap 3 – Tentukan saluran konten
Di mana konten akan diupload perlu ditentukan. Setiap platform memiliki gaya bahasa dan model konten yang berbeda-beda. Jadi dengan topik konten yang sama, kita bisa membuat dalam beberapa kemasan sesuai platform yang akan digunakan.
Tentukan pula mana postingan yang harus menggunakan foto dan mana yang menggunakan gambar ilustrasi. Pastingan juga postingan memiliki konten video.
Tahap 4 – Kreatifitas dalam ide
Kreatiflah dalam menggali ide-ide konten. Buat postingan dalam beberapa jenis konten. Misalnya kegiatan yang dilakukan, pertemuan dengan warga, quotes, ucapan hari besar, dan pandangan terhadap sebuah permasalahan yang ada di Dapil.
Ada tiga hal yang bisa dipertimbangkan dalam menentukan ide konten yaitu konten yang mengatasi masalah, konten yang mengobati “kesakitan” dan atau konten yang memberdayakan mimpi audiens.
Tahap 5 – Buat kalender editorial atau kalender konten
Dalam merancang sosial media untuk kampanye dibutuhkan konsistensi untuk menyuarakan apa yang akan dicapai. Kita harus sesering mungkin membuat postingan dan terencana. Di sinilah pentingnya memiliki perencanaan konten atau kalender konten, agar tahu apa yang harus diposting.
Saya telah membuat contekan kalender konten kampanye untuk 1 tahun untuk memudahkan dalam membuat kalender konten.
Tahap 6 – Buat Konten
Jika memungkinkan lakukan giveaway untuk follower. Tentu saja ketentuan dan regulasi kampanye harus diperhatikan.
Konten di sini tidak hanya berbentuk tulisan tetapi secara umum seperti gambar, video, infografik, dan lain sebagainya.
Cara mudah membuat konten media sosial kampanye pemilu
Tahap 7 – Bagikan, monitor dan evaluasi
Bagian yang tak kalah pentingnya adalah melakukan monitoring terhadap berbagai capaian dari konten yang disebarkan dan melakukan evaluasi. Dari hasil evaluasi tersebut, menjadi masukan bagi kita untuk semakin mengenali audiens dan membuat konten yang semakin relevan.