Ulasan Buku Bird by Bird oleh Anne Lamott

by

mnulis

Anne Lamott merupakan novelis Amerika disamping juga menulis karya non fiksi. Karya fiksi yang ditulisnya mayoritas berbentuk otobiografi. Tulisan-tulisannya banyak ditandai dengan humor dan keterbukaan mencela diri sendiri.

Ditulisan kali ini, saya akan meresensi salah satu buku penulisan karya Anne Lamott. Buku ini menjadi referensi banyak penulis yang ingin meniru kesuksesan penulisan ala Anne Lamott. Menurut saya buku ini layak masuk dalam daftar  Buku tentang Penulisan

Buku Bird by Bird: Some Instructions on Writing and Life yang diterbitkan tahun 1984 juga menjadi judul film dokumenter tentang dirinya. Film tersebut disutradarai oleh Freida Lee Mock pada tahun 1999 berjudul Bird by Bird with Annie: A Film Portrait of Writer Anne Lamott.

Lamott menulis mengenai alasan dibalik kecintaannya akan menulis, melalui pengantarnya di buku Bird by Bird. Ia hidup dalam keluarga yang menyukai buku dan membaca. Mereka memiliki kenangan tentang aktivitas membaca yang menyenangkan. Setiap setelah makan malam, rumah mereka sepi karena masing-masing penghuninya larut dalam bacaan masing-masing.

Ayahnya mengajar program penulisan kreatif untuk penghuni rumah tahanan di San Quentin. Dari kebiasaan melihat ayahnya itulah minatnya pada penulisan dan buku mulai tumbuh.

Lamott mulai menulis saat berusia tujuh atau delapan tahun. Saat itu ia suka menulis puisi.  Lalu apa alasan Lamott menyukai menulis? Ia menyadur ucapan penyair John Ashbery yang memberi jawaban, karena saya mau. Juga sastrawan Flannery O’Connor yang menjawab karena saya memiliki kemampuan itu. Lamott menambahkan alasan lainnya, Selain menulis, saya benar-benar pengangguran.

Buku Bird pada dasarnya merupakan kumpulan pertanyaan muridnya dalam kelas penulisan yang diampuhnya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut juga menjadi keresahan banyak penulis lain—termasuk juga saya.

Di buku ini Lamott mengajarkan cara menulis novel otobiorafi seperti yang sering dilakukannya. Lalu apa saja keresahaan murid dalam kelas penulisannya tersebut?

1. Tuliskan Masa Kecilmu

Dari mana mulai menulis? Lamott membuka pembahasan cara menulisnya dengan satu kalimat sederhana, penulisan yang baik yaitu mengatakan kebenaran. Menusia merupakan spesies yang ingin memahami siapa dirinya.

Kalimat ini, walau terlihat sederhana tetapi dalam praktiknya sangatlah sulit. Dari mana mulainya? Mulailah dari kecilmu. Ceritakan hal tersebut.

Ia menyadur kalimat sastrawan Flannery O’Connor yangmengungkapkan bahwa siapa pun yang selamat dari masa kanak-kanak memiliki cukup bahan untuk menulis  sisa hidupnya.

Tampaknya Lamott juga mempraktikkan teori ini dalam buku Bird by Bird. Seperti ulasan di awal Lamott menceritakan tentang masa kecilnya bersama buku, menulis dan keluarganya. Bagi Lamott semua masa kecil layak dituliskan.

Judul Bird by Bird juga berasal dari ingatan masa kecil Lamott. Sebuah ucapan dari ayahnya yang memberi nasihat kepada kakaknya yang tak kunjung selesai dengan tugasnya menulis laporan tentang burung. Di tengah frustasi, ayahnya datang dan memberi nasihat singkat. Selesaikanlah “bird by bird”.

2. Bangun kebiasaan harian

Lamott memberi tahu muridnya bahwa menulis membutuhkan pembiasaan. Buatlah jadwal rutin misalnya setiap jam 9 pagi harus duduk untuk menulis. Jangan berhenti hingga jadwal menulis benar-benar selesai. Misalnya dalam satu jam, jangan mengerjakan hal lain di saat itu karena Anda sedang bekerja. Pikirkan apapun yang terlintas saat memandang file kosong di komputermu.

Jangan puas hanya dalam satu hari aktivitas menulismu. Justru nikmatilah saat bangun pagi dan waktu yang kamu tetapkan untuk menulis tiba, mulailah menulis dan nikmatilah setiap paragraf yang terbentuk.

3. Siapa yang Menerbitkan Buku Saya?

Di luar negeri penerbitan buku banyak ditangani oleh agen penulisan walaupun adapula yang langsung ke penerbit. Itulah mengapa murid Lamott banyak yang ingin segera mendapatkan agensi agar bisa segera penerbitan karya mereka.

Menurut Lamott, jika tulisan yang dihasilkan benar-benar bagus, dan penulis memiliki persistensi untuk menawarkan karyanya maka ia pasti akan mendapatkan penerbit.

Satu hal yang pasti, berfokuslah untuk menulis dan bagaimana menjadi menjadi penulis yang baik. Bagi Lamott, menjadi penulis yang baik akan membuat seseorang menjadi pembaca yang baik.

Bagian yang saya suka dari komentar Anne Lamott yaitu saat ia mengatakan bahwa salah satu yang paling disyukurinya dari kegiatan menulis ialah karena dengan menulis ia jadi punya alasan untuk membaca. Bagi Lamott buku seperti sangatlah ajaib. Semua kotak kecil, datar dan kertas kaku ini membentangkan imaji seluas semesta. Buku membantu pembacanya memahami diri dan bagaimana bersikap. Buku juga menunjukakn bagaimana menjalankan kehidupan dan mempersiapkan kematian.

becoming a better writer is going to help you become a better reader, and that is the real payoff

Anne Lamott

4. Seperti Mengendari Mobil di Malam Hari

Lamott mengutip pendapat E. L. Doctorow yang mengatakan bahwa “menulis novel itu seperti mengendarai mobil di malam hari. Anda hanya dapat melihat sejauh lampu depan. Kamu tidak perlu melihat ke mana Anda akan pergi, kamu tidak perlu melihat segala sesuatu yang akan kamu lewati di sepanjang jalan. Kamu hanya perlu melihat dua atau tiga kaki di depan Anda.

5. Mulai dengan Draft Pertama yang buruk

Saya banyak menemukan penulis yang memberi nasihat untuk selalu menulis draft pertama yang menyebalkan. Ann Handley di buku Everybody Writer mengajarkan untuk memulai The Ugly First Draft (TUFD), lalu buku penulisan berjudul Creative Writing oleh AS Laksana juga mengajarkan hal tersebut, dan Lamott menyebutnya Shitty First Drafts.

Draft pertama biarkanlah mengalir liar. Biarkan ia kemana-mana. Anggaplah ia seperti anak kecil yang harus dibiarkan berkeliaran akan tidak cengeng.

6. Hindari Sikap Perfeksionis

Menurut Lamott, perfeksionis justru hanya akan merusak tulisan, menghalangi kemampuan untuk mencipta dan menghilangkan keceriaan dalam menulis. Tentu saja sebuah tulisan harus diperbaiki dan diedit berulang-ulang. Tetapi bukan berarti tanpa ada batasan.

Tak lupa Lamott mengutip kalimat dari Kurt Vonnegut–seorang penulis dan humoris Amerika. Ia mengungkapkan jika “Ketika saya menulis, saya merasa seperti seorang pria tanpa lengan dan kaki dengan krayon terletak di mulut.” Jadi silakan membuat coretan dan kesalahan besar. Gunakan banyak  kertas. Perfeksionisme adalah bentuk idealisme yang kejam dan beku, sedangkan kekacauan adalah bentuk teman sejati sang artis. Apa yang dilakukan orang-orang (secara tidak sengaja, saya yakin)  lupa menyebutkan ketika kita masih anak-anak adalah kita perlu membuat kekacauan  untuk mengetahui siapa kami dan mengapa kami ada di sini—dan, lebih jauh lagi, apa yang seharusnya kami tulis

Lalu bagaimana seorang penulis memutuskan bahwa karyanya sudah selesai? Lamott tidak menjelaskan dengan detail, ia hanya mengatakan bahwa penulis mesti tahu jika karyanya telah selesai. Tetapi satu yang diingat bahwa perfeksionis merupakan musuh penulis.

Saya jadi ingat dengan ucapan Raditya Dika saat ditanyakan hal yang sama dalam sebuah podcast. Radit menyebut jika ia telah melakukan editing, dan tidak ada lagi yang berubah selain mengubah tanda titik dan koma. Ia biasanya sampai ke titik tersebut saat me-rewriting naskahnya untuk kelima kalinya.

7. Tulisan Berkembang Seperti Polaroid

Menurut Anne Lamott tulisan pada dasarnya seperti gambar Polaroid. Foto polaroid akan memperlihatkan gambar secara perlahan-lahan. Demikian halnya tulisan, ia berkembang perlahan.

8. Plot Tumbuh Dari Karakter

Anne Lamott merekomendasikan buku karya John Gardner jika ingin belajar menulis tentang plot lebih terperinci. Walau demikian Lamott menyebutkan bahwa Plot tumbuh dari karakter. Tetapi sebaliknya, karakter tidak boleh menjadi pion untuk beberapa plot. Itulah mengapa alih-alih bingung dengan plot, Lamott justru menyarankan agar fokus ke karakter.

9. Pentingnya Dialog

Dialog yang baik menentukan menarik tidaknya sebuah cerita. Tak lupa Lamott mengajarkan cara menulis dialog. Pertama, baca keras-keras dialog yang kamu tulis. Perhatikan cara orang-orang berbicara. Kedua, ingatlah bahwa kamu harus bisa mengindentifikasi setiap karakter berdasarkan apa yang dia katakan. Masing-masing karakter harus memiliki cara dialog yang berbeda dari lainnya. Ketiga, dialog yang baik mencakup apa yang terucap dan tidak terucap.

Secara keseluruhan, bagian di atas hanya sedikit dari bagian penulisan. Buku Bird by Bird selain berisi bab tentang penulisan juga menulis dalam bingkai pikiran, teknis penulisan seperti membuat surat, meminta orang lain membaca draft, pentingnya grup menulis, hingga writer block. Di bab keempa Anne Lamott menjelaskan tentang publikasi dan alasan untuk menulis.

Related Post