Swasunting atau penyuntingan mandiri merupakan salah satu bagian penting dalam membuat tulisan yang berkualitas. Tanpa proses penyuntingan, maka tulisan yang dihasilkan tidak hanya mengandung kesalahan huruf tetapi juga kesalahan tata bahasa.
Lebih buruk lagi, tulisan tanpa proses penyuntingan akan lebih sulit dipahami pembaca. Akibatnya gagasan atau informasi yang ada pada tulisan akan gagal tersampaikan dengan baik.
Daftar Isi
Pengertian Swasunting
Apa itu swasunting? Swasunting atau biasa kita kenal dengan istilah self-editing merupakan proses mandiri yang dilakukan oleh penulis untuk memperbaiki karya tulisnya sebelum diterbitkan.
Keakuratan swasunting mungkin tidak akan sebaik jika penyuntingan dilakukan oleh orang lain. Walau demikian, swasunting tetap relevan digunakan untuk penulis yang masih bekerja sendiri.
Manfaat Swasunting
Ada beberapa fungsi dari swasunting:
- Memperbaiki aspek kebahasaan suatu tulisan.
- Bentuk ketelitian penulis sebelum menyajikan kepada pembaca
- Pemeriksaan akhir sebelum menyelesaikan tulisan
- Menghasilkan tulisan yang bisa diterima dengan baik oleh pembaca
Perbedaan Editor dan Kopieditor
Dalam dunia penerbitan, kita sering mengenal istilah editor sebagai penyunting. Padahal dalam praktiknya terdapat seorang kopieditor atau penyunting naskah yang bertugas membantu editor.
Perbedaan editor dan kopieditor seperti yang dijelaskan oleh Pamusuk Eneste dalam Buku Pintar Penyuntingan Naskah, terdapat pada jenis tugasnya.
Editor bertugas untuk melakukan melakukan penyuntingan materi (substantial editing). Editor juga bertugas di luar kantor untuk mencari naskah atau menghubungi calon pengaran/penulis. Editor juga bisa bertugas menyetujui naskah untuk dicetak hingga memberi saran rancangan kulit depan.
Kopieditor bertugas untuk melakukan mechanical editing atau peyuntingan kebahasaan.
Objek Penyuntingan Swasunting
Dalam melakukan swasunting, maka proses editing yang dilakukan penulis adalah melakukan pekerjaan yang mirip dengan pekerjaan kopieditor.
- Menyunting naskah dari segi ejaan
- Menyunting diksi (pilihan kata)
- Menyunting struktur kalimat agar kalimat lebih efektif.
Untuk naskah yang lebih panjang, seperti untuk penulisan buku maka penyuntingan mandiri bisa menambahkan tentang kelengkapan naskah.
Joy Burrough-Boenisch membagi tahapan penulisan menjadi tiga bagian yaitu penyuntingan sekilas, penyuntingan inti, dan revisi hasil suntingan. Proses penyuntingan sekilas, bagian yang diperiksa adalah kesalahan faktual, keajegan, bagian-bagian penting naskah, dan kelengkapan naskah.
Penyuning inti bisa disebut sebagai penyuntingan substansi. Adapun tahapan revisi hasil suntingan merupakan kegiatan untuk meninjau kembali keseluruhan komponen sebuah naskah agar naskah lebih layak diterbitkan.
Dari bagian ini, maka kita bisa menambahkan objek swasunting yaitu:
- Periksa fakta yang ada di tulisan
- Periksa konsistensi gaya bahasa
- Periksa kelengkapan naskah
Menggunakan Aplikasi Penyuntingan
Sipebi
KEMENDIKBUD sejak tahun 2021 (dalam rangkaian Bulan Bahasa) telah meluncurkan aplikasi penyuntingan bahasa Indonesia yang diberi nama Sipebi. Saat ini Aplikasi sudah berjalan dalam versi 2.
Saya mencoba aplikasi Sipebi untuk menyunting beberapa kalimat. Beberapa yang terdeteksi seperti penggunaan huruf kapital di awal kalimat. Juga deteksi kata tidak baku. Seperti diketahui, Sipebi menggunakan pangkalan data KBBI terbaru.
Sayangnya aplikasi ini belum terlalu bisa diandalkan. Dari hal dasar yang saya coba, penggunaan kata di (pisah) atau disambung belum terdeteksi. Saya berharap aplikasi ini bisa terus berkembang dan digunakan untuk melakukan penyuntingan dasar.
Gramatika
Aplikasi lain yang bisa digunakan untuk melakukan penyuntingan ialah Gramatika. Sayangnya, kemampuan penyuntingan aplikasi ini terbatas hanya pada penggunaan kata baku atau tidak.
Kesalahan yang sering dilakukan penulis
Kesalahan paling sering dalam menulis terdiri dari kesalahan berikut
A. Kesalahan Ejaan
Kesalahan ejaan merupakan kesalahan paling umum yang dihadapi penulis yang bekerja sendiri. Swasunting berusaha untuk meminimalisir kesalahan ejaan, walau tentu hasilnya tidak sebaik jika penyuntingan dilakukan oleh penyunting khusus.
Referensi tambahan yang bisa digunakan adalah Ejaan yang Disempurnakan edisi V (EYD V) yang menggantikan PUEBI.
- Penggunaan huruf kapital
- Penggunaan huruf miring
- Pemakaian tanda baca
B. Penulisan Kata
Penulisan kata yang harus diperiksa setiap penulis harus mengetahui dengan baik penggunaan kata baku dan kata tidak baku.
Untuk penggunaan bahasa asing, bisa mengacu pada Pedoman Umum Pembentukan Istilah
C. Pengembagan paragraf
Untuk membuat paragraf yang baik dibutuhkan kepaduan, kesatuan dan kelengkapan. Secara umum paragraf terdiri dari kalimat utama dan kalimat penjelas. Sebuah paragraf dikendalikan oleh kalimat utama.
Dalam penulisan konten, paragraf juga punya fungsi tambahan yaitu mengistirahatkan mata pembaca. Untuk itu, paragraf pada konten yang dimuat di ruang digital memiliki ciri paragraf yang pendek dan umumya hanya terdiri dari 2 kalimat.
Cara Melakukan Swasunting Artikel
Swasunting dilakukan setelah tulisan jadi. Hindari untuk melakukan editing saat tulisan masih dalam proses penulisan.
Setelah yakin bahwa proses penulisan telah selesai, maka lakukanlah langkah-langkah berikut. Tips berikut juga diajarkan dalam Ratusan Cara Memperbaiki Kemampuan Menulis.
- Pertama, istirahatkan tulisan.
Setelah tulisan jadi, jangan terburu-buru melakukan penyuntingan. Ambil jarak dengan tulisan beberapa waktu. Setelah itu barulah melakukan penyuntingan.
- Kedua, baca tulisan dengan suara keras.
Tujuan dari membaca dengan suara keras agar bisa mengetahui apakah pesannya mudah dipahami.
Membaca dengan suara keras, juga membantu mengetahui jika ada kalimat yang terlalu panjang. Jika saat membaca ternyata kita kehabisan nafas, berarti kalimat tersebut terlalu panjang. Membaca nyaring juga bisa membantu memahami penggunaan diksi yang kurang tepat.
Pada tahap ini potong kalimat yang tidak penting. Misalnya pada kalimat “Jika terjadi hujan, piknik akan diadakan pada hari Senin”. Kalimat ini bisa dipadatkan menjadi “Jika hujan, piknik akan diadakan pada hari Senin”.
- Ketiga, cari kata yang salah atau bahasa asing
Kata yang salah bisa karena typo, penggunaan kata yang tidak baku atau istilah asing. Buat menjadi italic penggunaan kata tidak baku atau bahasa asing yang sengaja dibiarkan.
- Keempat, Mengecek apakah tulisan sudah sesuai dengan tujuannya.
Baca tulisan dengan perlahan dan ajukan pertanyaan berikut:
- Apakah judul sudah menarik dan tepat
- Apakah setiap paragraf memiliki subjek yang jelas
- Apakah ide-ide penting sudah menonjol dengan jelas
- Apakah dibutuhkan detail, contoh atau anekdot
- Apakah informasinya telah jelas
- Adakah istilah teknis yang perlu dijelaskan
- Apakah ada pengulangan kata atau kalimat yang tidak perlu
- Apakah gaya penulisan telah konsisten
- Apakah ada kalimat rumit yang sulit dimengerti. Ubah kalimat menjadi lebih efektif.
- Apakah naskah telah benar-benar selesai
- Apakah tulisan berpotensi mengandung penghinaan SARA
- Kelima, jangan kebanyakan mengedit
Lakukan penyuntingan secara proporsional. Jangan melakukan proses penyuntingan berlebihan.