Banyak kisah-kisah yang kita alami saat ini merupakan cerita yang biasa saja. Bermain di sungai, memainkan permainan tradisional, jam makan malam bersama keluarga, justru menjadi hal indah setelah menjadi kenangan.
Memoar merupakan bentuk penulisan yang bisa merekam hal itu semua. Intrepetasi seseorang terhadap peristiwa menjadi relevan untuk melihat masa lalu dalam sudut panjang subjektif.
Daftar Isi
Penulis Adalah Penjaga Kenangan
Saat mencari referensi penulisan memoar, saya bertemu dengan tulisan William Zinsser. Penulis On Writing Well ini juga menulis “How to Write a Memoir“.
William Zinsser mengungkapkan bahwa penulis adalah penjaga kenangan. Seperti itulah kamu harus berperan jika ingin meninggalkan semacam catatan tentang kehidupanmu.
Menulis memoar bisa dilakukan siapa saja. Tidak harus tokoh penting. Seseorang bisa menulis memoar untuk memberi tahu anak dan cucunya kelak, bagaimana kehidupan orang tua mereka dahulu dan bagaimana tempat mereka dilahirkan.
Seorang penulis tidak boleh membiarkan kenangan mati bersama pemiliknya. Menulis memoar menjadi salah satu bentuk penulisan yang bisa dilakukan juga oleh orang tua yang baru ingin menulis.
Baca Juga : Penulis yang Baru Menerbitkan Bukunya Saat Usia 50-an Tahun
William Zinsser menceritakan bagaimana ayahnya yang awalnya seorang pengusaha tetapi menghabiskan masa tuanya dengan menerbitkan dua buku. Dengan gaya berkelakar, Zinsser menceritakan aktifitas ayahnya tersebut sebagai cara sempurna bagi pria yang yang memiliki sedikit bakat untuk bersenang-senang.
Menulis Untuk Memahami Narasi Kehidupan
Buku yang ditulis ayahnya, tidaklah untuk konsumsi publik. Ia membagikan buku tersebut ke anak-anak dan juga cucu-cucunya—termasuk ke cucu yang belum bisa membaca. Masing-masing orang mendapat salinannya.
Seberapa pentingnya orang tua menulis memoar? Menurut Zinsser, ada banyak alasan bagus untuk menulis yang tidak berkaitan dengan penerbitan. Baginya, menulis adalah mekanisme pencarian yang ampuh. Salah satu kepuasan menulis adalah memungkinkan Anda memahami narasi kehidupan Anda.
Lewat menulis, seseorang bisa mengatasi pukulan tersulit dalam hidupnya. Kehilangan, kesedihan, penyakit, kegagalan, dan sebagainya. Lewat menulis, seseorang menemukan pemahaman dan penghiburan.
Saya jadi teringat dengan alasan BJ Habibie menulis Habibie & Ainun. Menurutnya, buku itu dituliskannya karena ia tenggelam dalam kesedihan. Ia mengaku depresi dan nyaris gila karena kematian kekasih jiwanya.
Bagaimana Menulis Memoar
Tips ini saya sarikan dari karya William Zinsser “How to Write a Memoir“. Sebenarnya ia telah menuliskan satu tagline kecil pada tulisannya, “Be yourself, speak freely, and think small.”
Bercerita Saja
Penulis memoar cukup bercerita dengan gaya sendiri. Jadilah diri sendiri, menggunakan kepribadian sendiri, humor-humor yang sudah ada di dalam diri, dan mencerminkan diri sendiri. Tak perlu meniru gaya penulisan orang lain.
Jujur
Seorang penulis memoar seharusnya jujur dalam setiap tulisannya. Tidak terlalu melebih-lebihkan. Bukan soal benar atau salah, tetapi soal apa yang dirasakan dan dipikirkan.
Dalam buku yang ditulis ayah Zinsser, ia tidak menghindari menceritakan trauma utama masa kecilnya. Trauma tersebut akibat berakhirnya pernikahan orang tua dari ayahnya secara tiba-tiba ketika dia dan saudara laki-lakinya Rudolph masih kecil.
Tidak ada benar salah
Zinsser juga pernah menulis memoar berjudul Five Boyhoods. Di buku itu ia menggambarkan nenek yang dikenalnya saat masih kanak-kanak. Ia menyebut neneknya menyulitkan. Setelah membaca tulisan tersebut, ibunya membela sang nenek dengan mengatakan versi lainnya. Ini bukan soal benar salah, tetapi kebenaran yang diingat oleh penulisnya. Dan dengan cara itulah Zinsser menulis buku tersebut.
Memoarmu adalah ceritamu. Dan jika ternyata saudara perempuanmu tidak setuju dengan memoarmu, biarlah ia menulis memoar versinya. Tidak ada yang memonopoli masa lalu.
Satu hal yang perlu diingat, jangan gunakan memoar untuk menyampaikan keluhan lama dan menyelesaikan masalah lama; singkirkan amarah itu di tempat lain. Pesan Zinsser.
Jangan Mencoba Menjadi “Penulis”
Jadilah alamiah. Menulislah seolah tengah bercerita, dan biarlah pembaca yang mengikutimu. Sebuah memoar, produknya adalah Anda. Bukan tulisan. Sehingga semakin menjadi diri sendiri, maka semakin berhasillah memoar tersebut.
Untuk Anda yang ingin belajar menulis kisah hidup, bisa membaca referensi yang ditulis William Zinsser lainnya yaitu Writing About Your Life : A Journey into the Past
Beberapa Memoar Ternama
- Mary Karr : The Liars’ Club
- Frank McCourt : Angela’s Ashes
- Tobias Wolff : This Boy’s Life
- Pete Hamill : A Drinking Life.