Parafrase (bentuk tidak baku) atau parafrasa (bentuk baku) adalah teknik menulis untuk menyatakan pendapat yang sama dengan tulisan orang lain tetapi menggunakan kalimat dan struktur kalimat yang berbeda dengan tulisan lain. Kandungan isi sebuah kalimat mungkin saja sama, tetapi cara penyampaian antara satu penulis dengan penulis yang lain seharusnya berbeda.
Agar menjadi penulis yang cara penyampaian kalimatnya berbeda dengan penulis yang lain, maka seorang penulis harus mengenal teknik parafrase. Dengan melakukan teknik parafrase yang benar, maka sebuah tulisan akan menjadi tulisan yang terbebas dari plagiarisme.
Dalam perkembangannya saat ini tersedia berbagai macam tools atau alat yang bisa melakukan parafrase dari satu tulisan. Kebanyakan tools hanya mencari sinonim (persamaan kata) dari sebuah tulisan dan mengubahnya menjadi tulisan lain. Sebaiknya hindari penggunakan alat atau software seperti ini.
Beberapa software parafrase adapula yang telah memiliki kemampuan untuk mengubah struktur kalimat. Walau demikian, software parafrase hanyalah alat bantu. Kita tetap harus memiliki kemampuan untuk melakukan parafrase manual, setidaknya untuk memeriksa kembali hasil parafrase dari alat yang kita gunakan.
Perlu diingat parafrase bukanlah sekadar membolak-balik kalimat, karena penulis harus memastikan gagasan atau ide yang dikandung pada kalimat harus tetap benar dan tersampaikan dengan jelas kepada pembaca.
Salah satu pembelajaran parafrase yang pernah kita dapatkan sejak bangku sekolah adalah saat diminta untuk mengubah sebuah puisi menjadi prosa atau sebaliknya.
Baca Juga : Menemukan Gaya Penulisan yang Tepat agar Tulisan Menjadi Unik dan Orisinal
Daftar Isi
Sejarah Penggunaan Parafrase dalam Pendidikan
Parafrase berdasarkan etimology atau asal katanya, mengutip Kamus Etimology Online, bermakna “mengungkapkan arti aslinya dengan kata lain, seringkali dengan kalimat yang lebih lengkap dan detail”. Kata ini berasal dari “paraphrazein” yang merupakan kata Yunani Kuno. Parafrase mulai digunakan dalam bahasa Inggris melalui bahasa latin pada kira-kira pertengahan abad ke-16. Kata ini bermakna “menyatukan kembali, menafsirkan, mengungkapkan dengan kata lain.”
Salah satu sumber tentang sejarah penggunaan parafrase dalam pendidikan terdapat dalam Quintilian’s Institutio Oratoria yang ditulis sekitar 95M, di mana anak-anak dilatih untuk berbicara di depan umum. Salah satu pelajarannya adalah anak didik diminta untuk memparafrasekan dongeng Aesop. Dongeng Aesop adalah cerita fabel yang dikaitkan dengan Aesop yaitu budak dan pembuat cerita yang diyakini hidup di mana Yunani Kuno.
Pengertian Parafrase
Banyak pengertian parafrase yang beredar di luar. Kamus Besar Bahasa Indonesia memberi dua pengertian. Pengertian pertama, “pengungkapan kembali suatu tuturan dari sebuah tingkatan atau macam bahasa menjadi tuturan yang lain tanpa mengubah pengertian” dan “penguraian kembali suatu teks (karangan) dalam bentuk (susunan kata-kata) yang lain, dengan maksud untuk dapat menjelaskan makna yang tersembunyi”.
Jika mengacu pada pengertian ini maka ada dua hal yang bisa digaris bawahi yaitu parafrase tidak mengubah pengertian dan bertujuan untuk menjelaskan makna yang tersembunyi.
Berikut beberapa pengertian lain:
Menurut Cambridge Dictionary
Parafrase adalah mengulangi sesuatu yang ditulis atau diucapkan menggunakan kata-kata yang berbeda, seringkali dalam bentuk yang lebih pendek atau lebih sederhana dari kalimat aslinya untuk membuat kalimat tersebut lebih jelas.
Menurut Oxford Languange
Menerjemahkan parafrase tidak hanya sebagai kata benda tetapi juga kata kerja. Disebutkan jika sebagai verb, parafrase adalah mengungkapkan makna (sebuah tulisan atau ucapan) menggunakan kata-kata yang berbeda, dengan tujuan utama agar tulisan atau ucapan tersebut lebih jelas.
Adapun sebagai kata benda (noun) parafrase bermakna “pengulangan kata dari sesuatu yang ditulis atau diucapkan oleh orang lain.”
Tujuan Membuat Parafrase
Teknik parafrase bukanlah tanpa tujuan. Sebelum mengetahui bagaimana cara membuat parafrase, seorang penulis harus memahami tujuan melakukan parafrase.
1. Memastikan Penulis Memahami Isi Teks
Banyak penulis yang menempatkan tujuan parafrase untuk menghindari plagiarisme. Akhirnya, tak sedikit penulis yang menggunakan “cara curang” hanya demi tidak terdeteksi sebagai tindakan plagiarisme.
Hemat saya, penulis sebaiknya melakukan parafrase sebagai bentuk kemampuan untuk mensintesis sebuah ide atau argumen ke dalam bahasa sendiri. Tanpa pemahaman yang baik, mustahil seorang penulis mampu menceritakan kembali dengan bahasanya sendiri. Itulah mengapa walaupun tersedia banyak aplikasi atau tools parafrase, seorang penulis harus belajar tentang parafrase secara manual.
2. Menghindari Kemungkinan Plagiarisme
Tujuan berikutnya dari parafrase adalah mencegah plagiarisme atau terjadinya pengulangan verbatim (pengulangan yang sama persis). Seorang penulis walau memahami teks yang dijadikan rujukan, tidak boleh serta merta menyalin kata per kata. Karena itulah ia harus menjelaskan kalimat yang sama dengan bahasa yang berbeda.
3. Menghindari terlalu banyak kutipan langsung
Parafrase juga bertujuan agar tulisan yang kita hasilkan tidak terlalu banyak kutipan langsung. Untuk tujuan ini, penulis harus bisa memilah mana bagian yang harus dikutip langsung dan mana bagian yang membutuhkan parafrase.
Kapan Sebuah Tulisan Harus Diparafrase?
Tidak semua teks harus dilakukan parafrase. Terkadang kita juga membutuhkan kutipan langsung. Berikut beberapa kondisi yang sebaiknya kita lakukan parafrase dari tulisan lain.
- Bagian yang ingin dikutip menjelaskan hal yang terlalu umum, sehingga ada baiknya dibuat parafrase agar kalimatnya menjadi lebih menarik.
- Bagian yang ingin dikutip terlalu banyak dan panjang, sehingga bagian kalimat tersebut cukup diambil poin utamanya dan disampaikan ulang dengan teknik parafrase.
- Kita bisa menjelaskan inti kalimat lebih baik dibandingkan sumber tulisan
- Bagian penekanan pada kalimat sumber berbeda dengan apa yang ingin kita tekankan. Bagian ini juga penting dilakukan untuk memastikan bahwa kita sebagai penulis bukan sekadar menjadi corong dari penulis lainnya.
Cara Membuat Parafrase
Ada banyak cara membuat parafrase. Mulai dari yang paling sederhana yaitu hanya mengganti sinonim kata, mengubah struktur kalimat, hingga benar-benar menggunakan kalimat yang berbeda.
1. Rewriting
Pada pendekatan ini kita hanya mengganti beberapa kata dengan sinonim atau mengganti kalimat tetapi konteksnya tetap sama. Dengan menggunakan cara ini kita tidak mengganti struktur kalimat. Cara ini biasa juga disebut parafrase mekanik.
“Kita belum sepenuhnya lepas dari incaran Covid-19. Meski pemerintah sudah mencabut pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) sejak akhir tahun lalu, penularan Covid-19 masih terjadi dalam skala kecil.”
Diprafrase menjadi
“Indonesia masih mengalami kasus Covid-19. Pemerintah memang telah mencabut aturan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) sejak 2022 lalu, tetapi angka penularan Covid-19 masih ada walau jumlahnya kecil.”
2. Summarizing
Pada pendekatan ini kita hanya mengambil bagian inti dari kalimat. Dengan menggunakan parafrase model ini, biasanya kalimat akan menjadi lebih pendek.
Dengan contoh di atas, diparafrase menjadi…
“Penularan Covid-19 di Indonesia masih terjadi, walau jumlahnya tidak lagi sebesar saat masih berlakunya aturan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).”
3. Expand
Metode ini digunakan untuk membuat parafrase di mana kalimat utamanya membutuhkan informasi tambahan agar lebih sesuai.
“Pemberintah telah mencabut aturan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), tetapi nyatanya kasus Covid-19 masih tetap terjadi walaupun jumlahnya tidak lagi sebesar sebelum pencabutan PPKM dilakukan.”
4. Different Tone
Mengganti tone tulisan menjadi benar-benar tone tulisan penulis. Cara ini bisa dibilang paling rumit, karena kita benar-benar hanya mengambil bagian terpenting dari teks.
“Meski pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) telah dicabut, laporan penularan Covid-19 masih terus bertambah. Hal ini berarti masyarakat tidak boleh lengah terhadap penularan Covid-19. Penggunaan masker dan kebiasaan mencuci tangan harus tetap digalakkan.”
Kesimpulan
Selain metode di atas ada sangat banyak cara parafrase manual yang bisa dilakukan.
Kunci dari membuat parafrase adalah menemukan pokok pikiran dari sebuah kalimat. Jika yang akan dibuat parafrase adalah sebuah parafgraf, maka kita harus bisa menemukan ide pokok dari paragraf tersebut.
Selanjutnya, kita tinggal mengamati paragraf tersebut cocoknya kita parafrase dengan cara yang mana sesuai petunjuk di atas.