Menemukan Gaya Penulisan yang Tepat agar Tulisan Menjadi Unik dan Orisinal

by

mnulis

Ide tulisan

Tulisan adalah media komunikasi untuk menyampaikan sebuah pesan khusus. Agar pesan tersebut bisa sampai kepada audience (pembaca) maka tulisan tersebut harus mudah dipahami oleh pembaca.

Di sinilah peran penulis untuk bisa menyampaikan tulisan dengan gaya penulisan yang tepat. Seorang penulis harus piawai menggunakan berbagai gaya penulisan, sehingga pesan yang ingin disampaikannya bisa mencapai tujuan yang diinginkan.

Pengertian Gaya Penulisan

Secara sederhana pengertian gaya penulisan adalah cara unik seorang penulis untuk berkomunikasi dengan tulisan. Kata “unik” untuk menunjukkan adanya perbedaan gaya penulisan dengan tujuan dan audience yang berbeda. Perlu diingat bahwa gaya penulisan ini bisa berubah, tergantung jenis tulisan dan target audience.

Dari pengertian ini, maka untuk menentukan gaya penulisan, hal pertama yang harus kita lakukan adalah menentukan tujuan penulisan dan target pembaca.

Pahami dengan tepat, untuk apa tulisan yang Anda buat dan siapa yang akan membacanya. Tanpa memahami hal ini dengan tepat, maka tulisan yang dibuat tidak akan menarik bagi pembaca.

Baca Juga : Gaya Penulisan Pada Blog

Jenis Gaya Penulisan

Ada empat jenis gaya penulisan yang paling sering digunakan. Agar tulisan seorang penulis berbeda dengan penulis lain maka nantinya seorang penulis akan menambahkan gaya penulisan tersendiri yang khas.

1. Tulisan Eksposisi (Expository writing)

Tulisan eksposisi sangat cocok digunakan untuk menginformasikan atau menjelaskan topik tertentu kepada pembaca. Ciri umum tulisan eksposisi adalah tidak melibatkan opini, tetapi justru menyajikan fakta/data.

Jenis tulisan eksposisi biasanya digunakan untuk:

Tulisan bisnis, tutorial (how-to), resep masakan, tulisan teknis, penulisan esai, dan juga artikel.

2. Tulisan Deskriptif (Descriptive writing)

Gaya penulisan ini mendeskripikan hal yang ingin dijelaskan secara gamblang sehingga pembaca bisa mendapatkan gambaran yang jelas dari apa yang dijelaskan. Penulis harus mampu menceritakan tempat, benda, atau orang yang menjadi objek tulisan.

Pada gaya penulisan ini, seorang penulis dituntut untuk memiliki kekayaan dan keluwesan berbahasa. Penulis sangat mungkin menggunakan perumpamaan dan juga istilah yang tidak umum untuk memberi pengalaman panca indera kepada pembaca. 

Tulisan jenis ini lazim digunakan untuk menulis karya sastra seperti puisi dan juga tulisan wisata.

3. Tulisan Naratif (Narrative writing)

Tulisan naratif adalah tulisan berkisah yang menjelaskan secara runut. Pembaca harus mendapatkan gambaran asal usul sesuatu yang dituliskan. Tulisan naratif hadir pada tulisan jenis kisah (story).

Tulisan ini digunakan untuk menulis biografi, profil, cerpen, hingga novel.

4. Tulisan Persuasif (Persuasive writing)

Tulisan jenis ini sangat cocok untuk menulis review. Penulis memasukkan opininya untuk mempengaruhi pembaca. Walau ditujukan untuk mempengaruhi dan meyakinkan pembaca, tetapi tulisan persuasif yang baik harus didukung penalaran yang logis.

Tulisan ini misalnya artikel iklan, opini, pidato politik hingga editorial.

Agar Tulisan Menjadi Unik dan Orisinal

Salah satu pembeda dari satu tulisan dengan tulisan yang lain adalah karakter penulisnya. Sebuah jenis yang tulisan yang sama dengan topik yang sama akan menjadi berbeda karena penulis yang memiliki karakter unik dan orisinal.

Baca Juga : 5 Formula Simple SEO Blog Untuk Pemula

Masing-masing penulis memiliki gaya yang berbeda terutama terkait oleh dua hal. Hal tersebut yaitu voice dan tone.

Mengenal Writer’s Voice

Kita mungkin akan dengan mudah mengenali voice dan tone seorang penyiar radio, tetapi tidak dengan seorang penulis. Bisa jadi karena kita terlatih dengan komunikasi lisan dibandingkan komunikasi tulisan.

Saya lebih cenderung pada pengertian writer’s voice sebagai bagaimana penulis menempatkan dirinya dalam tulisan. Salah satu unsurnya adalah point of view penulis dan juga perspektif penulis.

Semakin terlatih seorang penulis, maka ia akan bisa memberikan perspektif yang lebih menarik, sehingga apa yang ditulisnya akan menjadi lebih menarik.

Untuk mendapatkan voice penulisan yang menarik, seorang penulis harus banyak membaca dan memperluas wawasan. Selain itu, ia harus konsisten melatih voice yang digunakannya.

Tone Tulisan yang Khas

Selain voice, seorang penulis juga harus memiliki tone tulisan yang khas.  Tone mengacu pada pilihan kata (diksi) yang digunakan oleh penulis. Diksi yang tepat memberikan “emosi” tertentu kepada pembaca.

Selain diksi, kelugasan berbahasa juga bisa menjadi karakter penulis. Beberapa penulis lebih senang menggunakan bahasa yang to the point, beberapa penulis menyukai nada penulisan yang ceria, inspiratif, sarkas, ada pula menyukai gaya penulisan yang penuh humor.

Tentu ini bukan soal benar atau salah, tetapi tone seperti apa yang ingin digunakan dan menjadi ciri khas kita.

Hal tersebut di atas bisa dijadikan rujukan untuk Anda yang ingin menulis artikel pada blog. Objek tulisan tentu sangat beragam, tetapi penting untuk memberi ciri khas dan karakter pada tulisan kita agar menjadi tulisan yang unik dan orisional.

Saya sedang merampungkan buku tentang “Panduan Jadi Content Writer”. Dapatkan informasinya lebih cepat dengan mengikuti instagram saya.

Related Post