Strategi Sosial Media Untuk Politisi

by

mnulis

Hadirnya internet yang menyediakan beragam channel komunikasi seringkali tidak dimanfaatkan dengan baik oleh politisi. Masih sangat jarang politisi yang memanfaatkan media sosialnya untuk membangun personal branding.

Media sosial bukanlah ruang yang tepat untuk berkampanye, tetapi media sosial merupakan ruang yang sangat tepat untuk membangun personal branding.

Antara kampanye dan personal branding sangat berbeda. Kampanye sifatnya satu arah dan dilakukan temporary (sementara). Adapun personal branding sifatnya dua arah dan harus dilakukan secara terus menerus sepanjang waktu.

Landskap pemasaran digital sangat cair dan berubah dengan sangat cepat. Salah satu perubahan besarnya adalah audiens sangat terlibat dengan brand. Karena sangat terlibat ini, maka media sosial sangat tepat dijadikan sarana personal branding karena sifatnya yang dua arah.

Lalu bagaimana politisi memanfaatkan digital marketing sebagai sarana untuk membangun personal branding?

Baca : Membangun Personal Branding di Sosial Media Bagi Politisi

Mengenal POEM Framework

Tulisan ini akan menjelaskan bagaimana membangun personal branding memanfaatkan digital marketing. Pada intinya digital marketing adalah membangun hubungan yang bermakna antara target audiens menggunakan saluran (channel) dan alat digital.

Pada dasarnya channel adalah tempat bertemunya audience dengan brand. Kata brand di tulisan ini juga mengacu pada personal brand.

Salah satu cara untuk memanfaatkan pemasaran digital adalah menggunakan POEM Framework. Terdapat tiga hal yang menyusun POEM Framework yaitu paid media, owned channel, dan earned media.

Paid media sangat efektif untuk menjangkau orang lain di luar yang selama ini belum terhubung. Media berbayar adalah saluran yang membutuhkan dana lebih untuk iklan berbayar seperti iklan facebook, iklan google, dan iklan di media sosial lainnya.

Termasuk dalam hal ini adalah iklan di saluran offline seperti baliho, surat kabar yang kemudian diarahkan ke owned media yang kita miliki.

Paid media sifatnya langsung. Kita bisa seketika mengetahui hasil dari konten yang dibuat secara cepat dan efesien.

Sayanya, karena audiens akan menerima iklan kita secara terus menerus, mereka biasanya akan merasa terganggu. Tak sedikit iklan bahkan dianggap spam.

Owned Channel

Owned channel adalah saluran yang dimiliki oleh kita sendiri. Jadi politisi jika ingin membangun personal brandingnya memanfaatkan semua channel di ruang digital harus memiliki salurannya sendiri.

Media yang dikelola langsung oleh brand, sangat efektif untuk membangun terjadi engagement (keterlibatan) dan awareness (kesaradan). Sayangnya hasilnya tidak secepat paid media.

Pada dasarnya, orang-orang yang mengikuti (follow) sosial media kita merupakan orang yang ingin tahu tentang kita, karena itu yang harus dibangun adalah keterlibatan dan kesadaran mereka sehingga makin loyal dan ingin membantu menyebarkan kampanye.

Dalam kategori ini misalnya website, email, hingga sosial media. Sosial media yang banyak digunakan di Indonesia sangat beragam. Masing-masing sosial media punya karakteristiknya masing-masing.

Di Instagram misalnya, fokus pada foto dan video pendek. Sedangkan TikTok sejak awal kemunculannya fokus pada video pendek, musik populer hingga filter dan efek.

Salah satu sisi yang harus dimanfaatkan pada owned media adalah menampilkan sisi otentik dari kita. Untuk itulah mengapa sosial media harus mampu menampilkan diri politisi secara original.

Beberapa kelebihan owned media antara lain:

1. Konten yang dibuat tidak akan terhapus dalam waktu dekat

2. Konten lebih orisinal

3. Kita bisa membuat konten lebih variatif sesuai dengan kreatifitas dan tujuan.

4. Biaya yang dikeluarkan tidak begitu besar

5. Konten berada di dalam kontrol kita sendiri

Baca Juga : Cara Membuat Content Pillar Untuk Sosial Media

Earned Media

Earned media adalah produk yang dibuat dan didistribusikan oleh pihak lain. Misalnya tulisan tentang kita di media massa, siaran pers, juga termasuk tulisan yang dibuat oleh pendukung. Kekurangan dari earned media, kita tidak memiliki kontrol terhadap apa yang dikatakan orang terhadap kita.

Selain itu tantangan dari earned media adalah kita sulit untuk memantau setiap postingan yang terkait dengan kita.

Penutup

Seorang politisi bisa menggunakan strategi digital marketing untuk membangun hubungan berharga dengan audiensnya. Dalam konteks ini, audiens tidak hanya calon pemilih, tetapi juga kolega dan partner stategis lainnya.

Beberapa kampanye media sosial bisa digolongkan ke dalam lebih dari satu saluran. Misalnya komen dan retweet di media sosial, bisa digolongkan ke earned media, tetapi bisa juga dimasukkan ke owned media.

konten kampanye di media sosial

Cara mudah membuat konten media sosial kampanye pemilu

Related Post