Kehadiran ChatGPT di satu sisi menjadi kekhawatiran bagi penulis dan content writer, tetapi di sisi yang lain menjadi peluang bagi penulis dan content writer yang bisa memanfaatkan kehadiran ChatGPT. Buat Anda yang belum familiar, ChatGPT adalah mesin yang dikembangkan oleh OpenAI dan memiliki kemampuan menulis yang dianggap sama baiknya dengan kemampuan manusia.
Sayangnya ada pula penulis konten yang terjebak dalam memaksimalkan kehadiran ChatGPT. Mereka menjadi “malas” melakukan elaborasi tulisan dan begitu saja menyerahkan penulisan ke teknologi artificial intelligence. Misalnya, saat ingin menulis “manfaat matahari bagi kesehatan”, mereka justru begitu saja menyerahkan konten tersebut kepada ChatGPT.
Tentu kita tidak bisa menyalahkan penulis yang melakukan hal ini. Bisa jadi karena tulisan yang di-generate dengan OpenAI karena harga tulisan yang terlalu murah. Bagaimana memaksimalkan ChatGPT untuk penulis tentu saja merupakan pilihan dari masing-masing penulis.
Walau demikian, jika dilakukan terus menerus penulis yang tidak memiliki keunikan dan kekayaan isi tulisan seperti inilah yang pada akhirnya akan tergantikan oleh AI seperti ChatGPT. Saya telah membahas hal ini panjang lebar dalam tulisan Tantangan Blogger dan Content Writer di Era Artificial Intelligence
Kehadiran ChatGPT bagi penulis sama saja dengan kehadiran beragam tools atau peralatan penulisan lain. ChatGPT hanyalah alat. Mirip dengan kehadiran komputer yang menggantikan mesin tik. Mungkin tidak sesederhana itu, tetapi juga bukan hal yang sangat menakutkan bagi penulis. ChatGPT justru bisa menjadi alat kerja yang menunjang kinerja penulisan.
Daftar Isi
1. ChatGPT Untuk Mengumpulkan Ide Konten
ChatGPT merupakan pengumpul ide konten yang sangat powerfull. Fungsi inilah yang paling bisa kita maksimalkan dari kehadiran ChatGPT. Agar peralatan ini bisa maksimalkan dibutuhkan kreatifitas dan curisity atau rasa ingin tahu. Selain ChatGPT tentu ada banyak tools untuk mengumpulkan ide konten, tetapi ChatGPT merupakan salah satu yang terbaik sebagai alat mengumpulkan ide konten.
Misalnya, kita akan membuat tulisan untuk blog bertema tanaman.
5 ide tentang tanaman pot (ide ini tentu saja bisa disesuaikan sesuai tema besar tulisan yang akan dibuat)
Ide konten ini bisa dibuat secara keseluruhan menjadi berbagai tulisan di blog kita. Misalnya tulisan tentang tanaman hias dalam pot, tanaman herba dalam pot, dan sebagainya. Sehingga kita bisa membuat seri tulisan tanaman dalam pot.
Untuk memperkaya tulisan kita juga bisa mengumpulkan berbagai ide tambahan. Misalnya dengan menambahkan pertanyaan di ChatGPT berikut: buat 5 pertanyaan yang paling sering ditanyakan tentang tanaman hias dalam pot
Jika tulisan yang kita hasilkan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, itu berarti tulisan kita memiliki informasi yang spesifik dan berguna bagi pembacanya. Kita bisa menjawab setiap pertanyaan yang ada dalam satu tulisan juga, atau cukup menjawab beberapa pertanyaan saja yang relevan dengan tulisan.
2. ChatGPT untuk Membuat Outline
Outline bagi penulis merupakan hal penting agar tulisan tidak kehilangan fokus, dan ChatGPT bisa digunakan untuk membuat outline. Tentu saja kita masih harus melakukan penyesuaian terhadap hasil yang didapatkan melalui ChatGPT.
Misalnya, dari ide tentang tanaman pot yang sudah kita dapatkan di awal, kita memilih tanaman hias yang di tanam di pot.
3. ChatGPT untuk Ide Judul
Bingung menentukan judul tulisan? kita bisa meminta ide judul tulisan kepada ChatGPT.
4. ChatGPT untuk Membuat Pendahuluan
Sebelum menggali bahan referensi, kita bisa menggunakan chatGPT untuk menggali beberapa fakta. Lalu fakta tersebut kita susuri dengan mencari referensi yang otentik. Salah satu kesulitan dalam menulis adalah menuliskan kalimat pembuka. Penulis bisa memanfaatkan ChatGPT untuk ide awal tulisan pembuka. Tentu saja kalimat pembuka hasil dari ChatGPT harus kita olah kembali.
5. ChatGPT untuk mengakhiri tulisan
Kehilangan kata untuk mengakhiri tulisan, kita bisa menggunakan ChatGPT untuk mendapatkan ide mengakhiri tulisan.
Kesimpulan
Bagian paling akhir yang saya tekankan adalah jangan sekadar copy-paste tulisan yang dihasilkan dari ChatGPT. Jika Anda perhatikan tulisan di ChatGPT seperti tulisan yang sangat datar. Tanpa emosi dan tanpa penekan. Sifatnya sangat informatif, dan bahasanya sangat formal. Tulisan dengan gaya bahasa seperti ini, akan sangat menjemukan dibaca panjang.
Itu jugalah sebabnya, model tulisan yang ada di ChatGPT menggunakan kalimat pendek. Sifatnya sangat generik. Ada dua hal yang bisa dilakukan dari beragam tulisan yang dihasilkan melalui ChatGPT.
- Perkaya dengan data serta sumber referensi lain. Tulisan di blog atau artikel akan kaya jika disertai referensi baik pustaka maupun pengalaman langsung penulisnya. Dua hal ini tidak ada pada tulisan yang dihasilkan melalui ChatGPT.
- Perkaya dengan parafrase. Bukan hanya mengganti dengan sinonim kata, tetapi juga mengubah struktur kalimat sehingga lebih memiliki “rasa”. Anda yang terbiasa menulis, tentu memahami bagaimana memberi emosi pada tulisan.