Setelah membahas mengenai mindset full time blogger, kini kita akan mulai memformulasikan langkah dalam membangun blog agar menghasilkan pendapatan. Langkah yang disusun ini bisa dikondisikan sesuai dengan tujuan membuat blog.
Bagaimana membuat blog yang mendapatkan income tetap?
Jawabannya sangat relatif, intinya jika kita ingin mendapatkan income tetap dari blog, maka kitapun harus tetap mengisi blog kita dengan konten bermanfaat secara reguler. Agar lebih sistematis, berikut road map atau peta jalan membuat blog yang menghasilkan.
Daftar Isi
Langkah Pertama – Persiapan
Pada langkah persiapan kita belum mulai membangun blog. Kita memulainya dari konsep terlebih dahulu. Ibarat membangun rumah, kita tidak serta merta langsung menyusun tumpukan batu bata.
Kita memulainya dari membuat rancangan gambar terlebih dahulu. Di gambar tersebut kita akan mendesain bentuk dan struktur blog yang kita inginkan.
Sepintas langkah persiapan ini terlihat menghabiskan waktu. Dalam banyak pengalaman saat awal-awal ngeblog, beberapa blog saya tidak lagi diperpanjang karena pendapatannya tidak sesuai yang saya harapkan, hanya karena saya tidak membuat perencanaan yang matang.
Langkah ini tidak perlu dilakukan untuk blog yang tidak direncanakan untuk mendapatkan pendapatan. Untuk Anda yang membuat blog untuk alasan ingin menulis apa saja, langkah ini tentu tidak diperlukan dan bisa langsung melihat Gaya Penulisan Pada Blog.
Memilih Niche
Niche—dalam bahasa Indonesia disebut juga ceruk. Agar lebih sederhana anggap saja niche adalah topik dari blog kita. Salah satu alasan blog membutuhkan ceruk agar kita bisa fokus mengembangkan blog.
Ceruk juga nantinya akan menentukan audience atau profil pembaca blog kita. Blog yang bisa fokus pada satu jenis niche akan mudah mendapatkan pembaca yang loyal (membangun komunitas/ekosistem pembaca). Pembaca akan senang untuk membaca artikel terkait. Pembaca juga akan senang untuk datang kembali.
Niche bisa luas, bisa juga dibuat sangat spesifik. Semakin spesifik semakin fokus audiencenya tetapi juga akan semakin terbatas. Misalnya Teknologi. Jika ingin lebih spesifik kita bisa mengambil Handphone. Mana yang lebih baik di antara niche yang luas dan spesifik? Intinya bukan mana yang lebih baik, tetapi mana yang lebih cocok untuk Anda.
Memilih niche blog bisa kita mulai dari dalam diri kita. Passion kita apa, apakah kita memiliki sedikit keterampilan di passion tersebut. Kita tidak perlu ahli pada topik yang dipilih. Paling penting adalah kita MAU menjadi ahli di topik tersebut.
Itulah mengapa niche yang dipilih adalah topik yang kita tidak bosan kerjakan dan belajar hal tersebut dalam jangka waktu yang panjang. Misalnya kita menyukai memancing, dan kita selalu menyukai perkembangan dalam dunia memancing, kita bisa menggunakan hal ini sebagai niche.
Setelah menggali dari diri sendiri, barulah kita melanjutkan dengan melihat apakah niche ini banyak peminatnya. Kita bisa melihat di sosial media apakah ada banyak komunitas dari niche tersebut.
Langkah berikutnya dengan melihat apakah niche tersebut potensial untuk mendapatkan penghasilan. Misalnya, memancing apakah cocok untuk dipasangi adsense, affiliate, iklan, atau yang lainnya. Kita harus memikirkan metode pendapatannya. Masing-masing metode monetisasi memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Beragam cara memonetisasi blog saya ulas pada bagian Cara Memonetisasi Blog dan Tips Memaksimalkan Pendapatan.
Secara sederhana, saya lebih menyukai niche blog yang menggabungkan antara passion, market, dan skill. Apa kesukaan Anda, dari kesukaan tersebut skill apa yang Anda miliki, dan apakah hal tersebut disukai pasar.
Passion adalah hal yang Anda suka bicarakan tanpa merasa jenuh akan hal tersebut. Skill adalah kemampuan yang Anda miliki yang bisa ditawarkan kepada orang lain. Sedangkan market apakah tema tersebut cukup populer.
Menentukan Target Audience
Setelah memilih niche, berikutnya adalah menentukan target audience. Target audience bisa berbeda walaupun niche sama. Misalnya, pada niche “handphone”, blog yang menyasar audience usia muda 17-25 tahun, tentu gaya bahasa dan tampilan blognya akan berbeda jika menyasar segmen 30-45 tahun.
Dengan memiliki target audiens yang spesifik, kita bisa dengan mudah membuat buyer persona. Dari buyer persona itu kita bisa mendapatkan tentang minat, apa yang menjadi tujuan pembaca, apa yang dicarinya.
Semua hal ini penting untuk menentukan tulisan yang akan kita tulis pada blog yang dibuat.
Mengamati Blog yang Sudah Ada
Setalah menentukan niche, kita bisa mengamati blog yang sudah ada dan niche-nya sama dengan milik kita. Kita bisa belajar bagaimana mereka mendapatkan penghasilan, bagaimana cara penulisan, apa saja strategi mereka. Sebaiknya kumpulkan beberapa kompetitor untuk dianalisis. Cari apa kelemahan mereka untuk kita terapkan di blog kita.
Style dan gaya kepenulisan kita juga bisa dikembakan pada tahap ini. Apakah Anda membutuhkan gambar untuk menunjang tulisan, apakah membutuhkan video, dan sebagainya. Hal ini bisa diamati dari melihat
Tidak ada satupun blog yang lengkap. Semua blog pasti memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing.
Merencanakan Struktur Blog
Dari pengamatan terhadap blog yang lain, kita bisa mulai menyusun struktur blog yang kita inginkan. Struktur blog ini termasuk tag dan kategori apa saja yang akan di blog kita. Misalnya, untuk niche Wisata, kita akan menggunakan kategori wisata gunung, wisata air, wisata keluarga, dan lain-lain. Atau bisa juga kita membuat tag berdasarkan kota.
Struktur blog yang baik akan membuat pengunjung lebih betah. Kita harus memudahkan pengunjung menemukan apa yang dia cari. Karena itu menu blog harus dibuat sesederhana mungkin.
Buat setiap konten saling terkait. Sehingga pembaca bisa menemukan artikel yang terkait dengan topik yang sedang dibacanya.
Menentukan Nama Blog dan Domain
Tahap berikutnya adalah menentukan nama blog dan alamat domain yang mengindikasikan niche yang kita targetkan. Beberapa aturan dasar memilih nama domain di antaranya, nama bisa sesuai topik, jika ingin lebih personal gunakan nama sendiri. Dan alamat domain yang digunakan mudah diucapkan dan diingat.
Catat semua nama-nama yang terpikirkan dan pilih salah satu yang menurutmu terbaik. Hal yang juga harus dicek adalah ketersediaan nama tersebut di semua platform sosial media yang akan digunakan.
Apakah nama blog dan nama domain harus sama? Tidak. Asalkan keduanya relevan, hal tersebut sudah cukup baik.
Langkah Kedua – Mulai Menulis Blog
Bagaimana mungkin kita mulai menulis blog padahal blognya sendiri belum ada? Di banyak kasus, sering kali orang membeli domain dan hosting tetapi tidak terupdate di tengah jalan hanya karena kesulitan menulis.
Daripada mengeluarkan uang untuk membeli domain dan hosting tetapi nantinya tidak terpakai, lebih baik fokus dulu menyediakan tulisan.
Agar tulisan bisa mengalir lancar, sebaiknya mulai dari menemukan ide tulisan yang banyak. Bagian ini sudah dibahas pada Menemukan Ide Tulisan.
Ketika membuat blog berniche wisata yang saya monetisasi menggunakan affiliate dari Klook, saya sudah punya tabungan tulisan yang banyak (tulisan tersebut tadinya saya persiapkan untuk menjadi sebuah buku). Sehingga blog tersebut sudah langsung mendapatkan penghasilan 1 bulan setelah tayang.
Semakin banyak tulisan yang kita tayangkan di blog tentu akan semakin mendatangkan banyak pengunjung. Tentu saja kita juga harus memperhatikan kualitas tulisan. Mengenai cara menulis di blog akan kita bahas pada artikel Gaya Penulisan Pada Blog.
Pada saat membuat tulisan buatlah satu tulisan sebagai artikel pilar. Artikel pilar ini menjadi semacam batu landasan dari berbagai tulisan yang ada pada blog.
Langkah Ketiga – Memulai Membuat Blog
Tahap ini merupakan aspek yang sangat teknis, seperti membeli domain dan hosting, menginstal wordpress dan juga menginstal theme yang sesuai dengan karakter blog kita.
Untuk domain dan hosting saya lebih menyarankan untuk menggunakan domain dan hosting berbayar dibanding yang gratis.
Ingat! Yang ingin kita buat adalah blog untuk di monetisasi. Untuk Anda yang ngeblog untuk sekadar hobby atau menyalurkan keinginan menulis, tentu saja menggunakan platform gratis tidak apa-apa.
Banyak orang yang menempatkan hal ini dilangkah kedua. Buat saya membeli domain dan hosting serta membangun blog baru dilakukan setelah punya beberapa tulisan.
Buat setidaknya 5-10 tabungan tulisan sebelum membeli domain dan hosting. Alasannya? Agar setelah blog tayang langsung bisa diisi tulisan, sehingga saat pengunjung datang mereka langsung bisa melihat banyak konten.
Ada sangat banyak tips memilih domain dan hosting. Saya pernah menggunakan jasa domain dan hosting dari penyelia luar seperti Blue Host, dan juga pernah menggunakan penyelia domain dan hosting dari dalam negeri (Domainesia).
Intinya adalah gunakan jasa domain dan hosting yang menggunakan nomor rekening atas nama perusahaan. Mereka biasanya akan lebih mahal sedikit karena mengenakan tarif + pajak. Kenapa saya mencari yang atas nama perusahaan? Jika kita percayakan kepada individu, kita akan bingung dengan komplain jika ada masalah terhadap individu tersebut.
Bagaimana dengan theme wordpress? Tentu saja theme bisa disesuaikan dengan niche blog yang kita buat. Intinya perhatikan kenyamanan pengunjung. Apakah pengunjung bisa dengan mudah menemukan menu yang ada di blog dan mereka bisa mengakses blog dengan cepat dan mudah.
Lebih lanjut mengenai theme wordpress yang cepat dan ringan agar kenyamanan audience terjaga bisa membaca pada artikel 5 Formula Simple SEO Blog Untuk Pemula
Langkah Keempat – Bertumbuh
Sekarang blog sudah jadi, sudah ada tulisan yang kita posting. Saatnya bertumbuh. Blogging bukan hanya aktifitas yang kita menulis lalu posting dan selesai. Kita membutuhkan perencanaan konten yang baik. Silahkan baca di sini mengenai Cara Membuat Content Plan Untuk Blog.
Untuk bertumbuh, konten harus diupdate secara berkala. Selain itu kita sudah harus mulai memikirkan aspek lain di luar blog. Misalnya mendatangkan traffic dari sosial media dan juga mesin pencari.
Di tahap ini, mengetahui sedikit tentang SEO sudah mulai bisa dilakukan, misalnya dengan melakukan setting YOAST SEO. Saya sudah menuliskan Cara Melakukan Setting YOAST SEO dan Kesalahan SEO yang sering dilakukan.
Jangan lupa juga untuk memasang aplikasi google analytic dan google console di web. Hal ini penting untuk melakukan analisis perkembangan blog dan juga untuk mendapatkan ide konten. Saat ini cara paling ringkas yaitu dengan memasang Google Site Kit.
Langkah Kelima – Monetisasi
Ini bagian yang pasti paling ditunggu. Tetapi kita letakkan di bagian paling akhir. Salah satu kesalahan awal saya yang dilakukan masa awal-awal ngeblog selalu terburu-buru melakukan monetisasi. Padahal apa gunanya melakukan monetisasi jika blog belum kaya konten dan belum banyak pengunjung.
Secara prinsip ada sangat banyak cara untuk melakukan monetisasi pada blog. Umumnya terbagi dalam 2 (dua) bagian. Pertama, monetisasi pada blog; Dan kedua, monetisasi keterampilan.
Monetisasi pada blog di antaranya : Iklan Pihak Ketiga (ad manager) seperti Google Adsense, Iklan langsung, Paid post / Sponsored Post, dan Affiliate. Sebenarnya ada satu lagi yaitu donasi dari orang-orang yang menyukai konten kita dan berniat membantu dengan uang. Tetapi karena belum jamak digunakan kita tidak akan bahas hal ini.
Adapun monetisasi keterampilan adalah monetisasi yang lahir karena menjual kemampuan kita melalui blog. Misalnya, menulis untuk blog lain, mengikut, lomba penulisan, menulis buku / ebook, menjadi Pembicara atau membuka online course, serta Menjual jasa.
Secara detil saya membahasnya pada tulisan Cara Memonetisasi Blog dan Tips Memaksimalkan Pendapatan
Bagian berikutnya kita akan membahas cara Menemukan Ide Tulisan. Di bagian tersebut akan diulas bagaimana menemukan ide tulisan dan mengeksekusinya sebagai tulisan yang bernas di blog. Tulisan ini merupakan bagian dari seri Full Time Blogger yang bisa diakses gratis di mnulis.com.